SABAR
والسلام عليكم.... الح
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَنْزَلَ اْلقُرْاَن
الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ صَاحِبِ اْلبَيَانِ
وَعَلَى اَلِه وَصَحْبِه الَّذِيْنَهُمْ سَعِدُوْ فِى الْجَنَانِ
اَمَّابَعْدُ.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah
“hadirat al- qudus” merupakan salah satu surga yang paling dicintai Allah Swt. Surga itu, dihadiahkan bagi manusia yang ketika hidupnya selalu menerima musibah dari Allah dan menerima kenikmatan serta rizki dengan bersyukur. Itu, dapat menjadi motivasi bagi kita agar menghadapi segala ujian dengan tabah, walaupun musibah semakin melimpah, penyakit semakin mewabah. Banjir datang bagi air bah, bahkan gempa pun ikut menggoyah. Kalau sudah seperti ini, apa yang dapat kita lakukan? Mungkinkah kita menyalahkan Tuhan? Oleh sebab itu, topic yang akan saya angkat pada kesempatan ini adalah “sabar” sebagai penawar.
Hadirin wal hadirat rahimakumullah
Dizaman globalisasi ini, yang katanya serba modern, serba instant, serba canggih, serba mutakhir, manusia tak lagi direpotkan dengan masalah-masalah teknologi, tapi,,dibalik semua itu, justru dunia semakin menampakkan kejenuhannya pada kita. Lihatlah,, musibah dimana-mana, bencana alam pun tak jarang terjadi, tsunami, longsor, banjir, gempa bahkan penyakit-penyakit yang dulu tak pernah kita lihat, kini seakan bergantian muncul ke permukaan. Apakah ini ujian ataukah peringatan??
Ingat hadirin, Allah menyatakan dalam al-Quran surat Ar-rum: 4
ظَهَرَ اْلفَسَاد فِى اْلبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِ النَّاسِ
Kerusakan yang nampak di daratan dan di lautan itu akibat ulah tangan manusia juga. Oleh karena itu, mari kita sama-sama menjaga akhlak kita, perbuatan kita, dan tangan kita, agar alam pun bersahabat dengan kita. Tapi, apabila sudah seperti ini, maka “sabar” menjadi obat penawar. Sabar dalam ujian, sabar dalam musibah, sabar dalam berbuat dan sabar dalam maksiat tentu akan menutup jalan menuju kerusakan. Tapi dibalik sabar tentu harus ada ikhtiar agar kita dapat memperbaiki kerusakan itu.
Hadirin walhadirat rahimakumullah
اِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ
“sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”, oleh sebab itu serahkan semuanya kepada Allah Swt. Tak ada lagi tempat berlindung selain kepada-Nya. Jadi, marilah kita sama-sama mendekatkan diri kepada Allah dengan bersabar, agar hati tetap terjaga dan perbuatan semakin lebih berharga.
Hadirin walhadirat rahimakumullah
Sekian, uraian dari saya, mudah-mudahaan bias bermanfaat,terima kasih atas perhatiaannya.
Kalau ada jarum yang patah
Jangan disimpan dalam laci
Kalau ada kata-kata salah
Jangan coba-coba lapor polisi
والله الموافق الى اقوام الطريق
والسلام عليكم.... الح
j JUJUR
Oleh : Axenk.
السّلام عليكم ورحمة لله وبركاته
الحمد لله رب العالمين. وبه نستعين على امور الدنياوالدين. والصلاة والسلام على اشرف المرسلين. وعلى اله واصحابه اجمعين. امابعد.
Yang saya muliyakan,para alim ulama’ para kiyai,para ust dan ustadzah.yang terhormat ketua ta’mir masjid Al-Hikmah dan para hadirin yang berbahagia.
Hadirin yang saya hormati.
Ketika allah menjadikan islam sebagai rahmat buat alam semesta, ketika allah menghendaki dari umat islam menjadi umat terbaik, ketika allah menghendaki agar umat islam mampu memikul amanah untuk memimpin dunia ini maka, allah mempersiapkan umat islam sedemikian rupa, agar umat islam layak menjadi umat yang terbaik, diantara saranya adalah dengan pembentukan manusia bertaqwa.pembentukan taqwa inilah banyak dilupakan oleh manusia,
Hadirin yang saya hormati.
Dalam diri manusia, sebenarnya mempunyai sikap ayng akan membuat kepercayaan bagi manusia lain. dalam sebuah kisah rasulullah diceritakan bahwa, salah satu misi rosulullah untuk membangun pribadi manusia menjadi pribadi yang baik, pribadi yang mempunyai kualitas yang tinggi nilainya yaitu beliau memberikan sebuah contoh dalam beralkhlaqul karimah(alkhlaq yang baik).dalam kehidupan sehari-hari bagaimana rasulullah bersikap?bagaimana rasulullah bertutur kata?ini tiada lain adalah memberikan contoh kepada umatnya.dalam kehidupan rasulullah mengapa rosulullah selalu berhasil dalam segala hal?mulai dari beliau berdagang, berdakwah dsb.sebab salah satu kuci yang yang digunakan adalah jujur dalam segala hal,yang sampai sekarang diajarkan kepada kita semua (Syakhul-Islam Ibn Taimiyah,1993: 33).
Apa Makna jujur? sehingga ketika dilaksananakan akan meraih ketaqwaan yang tinggi.jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya. Hal yang sama berlaku juga pada pelaku bid’ah; secara lahiriah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia menyelisihi beliau. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.
Jujur adalah sebuah ungkapan yang sering kali kita dengar. dan menjadi pembicaraan. Akan tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah; di mana yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan sebagainya.
Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah jujur kepada Allah, jujur dengan sesama dan jujur kepada diri sendiri. (Syakhul-Islam Ibn Taimiyah,1993:8)
Imam Ibnul Qayyim berkata, Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran) dan nifaq asasnya adalah kedustaan. Maka, tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan melainkan akan saling bertentangan satu sama lain. Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
Allah berfirman:
“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” (QS. al-Maidah: 119)
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zumar: 33)
Keutamaan Jujur
Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut, Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada Allah, dan berbuat bajik kepada sesama.
Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar agama, dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.
Macam-Macam Kejujuran
1. Jujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan. Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.
2. Jujur dalam ucapan. Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.
3. Jujur dalam tekad dan memenuhi janji. Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.” Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta.
4. Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin, sebagaimana dikatakan oleh Mutharrif, “Jika sama antara batin seorang hamba dengan lahiriahnya, maka Allah akan berfirman, ‘Inilah hambaku yang benar/jujur.’”
5. Jujur dalam kedudukan agama. Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur.
Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya.
Orang yang selalu berbuat kebenaran dan kejujuran, niscaya ucapan, perbuatan, dan keadaannya selalu menunjukkan hal tersebut.
SYUKUR MENAMBAH NIKMAT
الحمد لله واشكر لله, والصلاة والسلام على رسول الله, وعلى اله وصحبه ومن والاه.
ولاحول ولاقوة الابالله. امابعده.
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Berapa banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai hamba-Nya. Sudahkah kita bersyukur. Jika kita hitung maka kita tidak akan sanggup mengungkapkan seberapa banyak jumlahnya yang sudah diberikab. Ini artinya betapa banyak kenikmatan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, maka sudah selayaknya kita senantiasa bersyukur kepadaNya. Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT, akan membuat nikmat itu sendiri bertambah. Sementara sebaliknya, ingkar/kufur nikmat yang diberikan-Nya, akan membuat diri kita terkena azab dari-Nya, sebagaimana Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim[14]: 7)
dan dalam surat lain juga disebutkan:
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl [16]: 78)
“Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl:18).
Arti syukur adalah berterima kasih. Syukur nikmat adalah berarti berterimakasih atas suatu anugerah atau pemberian. Dalam hal ini nikmat datang dari Allah SWT. Adapun macam-macam nikmat diantaranya adalah:
1. Nikmat Jasmani / Fisik
Nikmat fisik adalah suatu kenikmatan yang dirasakan oleh tubuh kita. Contohnya seperti nikmat sehat, nikmat makanan dan minuman, nikmat angin sepoi-sepoi, dan lain-lain.
2. Nikmat Rohani / Mental
Nikmat rohani adalah nikmat yang dirasakan oleh roh atau jiwa kita. Contoh nikmat jiwa yakni nikmat ilmu pengetahuan, nikmat akal pikiran, nikmat perasaan, dan lain sebagainya. (Jalaludin Rahmat, 1997: 218)
Syukur diartikan dengan memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah diberikan kepada kita, berupa perbuatan ma’ruf dalam pengertian tunduk dan berserah diri pada-Nya. Cobalah kita memikirkan setiap langkah yang kita lakukan. Bila makan tak berlebihan dan bersisa. Bayangkan, di tempat lain begitu banyak orang yang kesulitan dan bekerja keras demi untuk mencari sesuap nasi. Bahkan banyak saudara-saudara kita yang kurang beruntung, mencari makan dari tong-tong sampah. Lantas sedemikian teganyakah kita menyia-nyiakan rezeki makanan yang didapat dengan berbuat mubazir. Ketika punya waktu luang malah dipergunakan untuk beraktivitas yang tidak bermanfaat bahkan cenderung merugikan orang lain. Kala tubuh sehat, malah lebih banyak dipakai dengan melangkahkan kaki ke tempat tak berguna. Tidak terbayangkah bila nikmat itu hilang dengan datangnya penyakit atau musibah lainnya. Alangkah ruginya… karena semuanya menjadi percuma disebabkan tidak bersyukurnya kita atas nikmat yang telah diberikan Allah.
Diantara contoh perilaku bersyukur kepada Allah SWT adalah :
1. Bersyukur dengan Hati dan Perasaan
- Menghindari perilaku buruk yang dibenci manusia dan Allah SWT seperti kikir, ria’, keji, dendam, sombong, takabur, munafik, dan sebagainya.
- Selalu ingat kepada Allah SWT dan juga mengingat mati.
- Memiliki perasaan cinta kepada Allah SWT dan Rasulnya melebihi apapun juga.
- Mengejar kenikmatan akhirat untuk masuk surga.
2. Beryukur dengan Mulut / Ucapan
- Terbiasa Membaca Al-Quran atau tadarus
- Menyebarkan dan mengajarkan ilmu yang dimiliki
- Selalu ingat Allah dengan berzikir di manapun dan kapanpun kita berada seperti tahlil, tahmid, istigfar, takbir, ta'awudz, dan lain sebagainya
- Senantiasa berdoa kepada Allah untuk mendoakan diri sendiri, keluarga, kerabat, musuh, dan lain sebagainya.
3. Bersyukur dengan amal dan perbuatan
- melakukan ibadah shalat lima wktu
- Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunat
- Melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya
- Berperang dan berjihad di jalan Allah SWT
- Belajar dan mengajarkan ilmu yang telah didapat
- Tolong-menolong sesama manusia
- Melaksanakan ibadah zakat dan haji jika mampu dan memenuhi syarat
4. Bersyukur dengan Harta Benda
- Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial
- Menabung di bank syariah yang jauh dari praktek riba
- Membangun mushala, masjid, sekolah, jembatan, dan sebagainya
- Menyumbang dana untuk membiayai perang jihad
- Membuat rumah sakit umum
- Mendirikan panti asuhan dan panti jompo islam
Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita. Nikmat iman, nikmat sehat, nikmat penghidupan (harta, ilmu, anak, waktu luang, ketentraman, dan lain-lain) serta nikmat-nikmat lain yang tak terkira. Namun dengan sekian banyak nikmat yang Allah berikan seringkali kita lupa dan menjadikan kita makhluk yang sedikit sekali bersyukur, bahkan tidak bersyukur, Na'udzubillahi min dzalik…
Kita harus berusaha mempraktekkan rasa syukur kita dari hal-hal yang sederhana. Setiap aktifitas sekecil apapun usahakan untuk selalu bersyukur kepadaNya. Kerusakan yang sekarang timbul di sekeliling kita tidak lain karena sikap kufur nikmat sebagian dari kita. Untuk itu, tidak ada salahya bila kita mulai dari diri dan keluarga, belajar bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Agar nikmat itu jangan sampai menjadi naqmah (balasan siksa), karena kufur akan nikmat-Nya. Mulailah untuk sering melihat kondisi orang-orang yang berada di bawah kita.
Jika sudah, tentulah kita akan lebih banyak mengatakan “Alhamdulillah”. Seperti dalam hadits Rasulullah Saw, ”Perhatikanlah orang yang berada di bawah tingkatanmu (dalam urusan duniawi), dan jangalah kamu memandang kepada orang yang berada di atasmu. Itu lebih layak bagimu supaya kamu tidak menghina pemberian Allah kepadamu.” (HR.Muslim).
Bersyukur atas nikmat adalah bukti bagi lurusnya keimanan dalam jiwa manusia. Dan orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu merasakan muroqobatullah (Kebersamaan Allah) dalam mendayagunakan kenikmatan-Nya, dengan tidak disertai pengingkaran, perasaan menang dan unggul atas makhluk lainnya.
Mensyukuri nikmat yaitu dengan mengungkapkan rasa kesyukuran dengan 3 cara:
1. Mengakui di dalam bathin
2. Mengucapkannya dengan lisan,
3. Menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak pemberi nikmat.
manfaat dari syukur adalah:
1. Mensucikan jiwa
2. Mendorong jiwa untuk beramal sholeh dan mendayagunakan kenikmatan secara baik melalui hal-hal yang dapat menumbuhkembangkan kenikmatan tersebut.
3. Menjadikan orang lain ridho dan senang kepada jiwa itu dan kepada pemiliknya, sehingga mereka mau membantu dan menolongnya.
4. Memperbaiki dan melancarkan berbagai bentuk interaksi dalam sosial masyarakat, sehingga harta dan kekayaan yang dimiliki dapat terlindung dengan aman.
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Oleh karena itu, marilah kita syukuri nikmat yang Allah SWT berikan dengan meningkatkan iman, takwa, ilmu dan amal sholih kita, agar nantinya kita jangan termasuk golongan orang-orang yang rugi.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat dan semoga dapat memperbaiki ibadah kita kepada Allah.
سبحانك لا علم لنا إلاّ ما علّمتنا إنّك أنت العليم الحكيم
والسّلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar